Senin, 23 Februari 2015

"Topeng" kebijaksanaan sesaat potret bangsaku

Ketika saya membuka google dan mencari kata kunci "Best Quotes" saya mendapat kutipan yang ringat namun menyentuh, beberapa diantaranya membuka pemikiran saya tentang setiap peristiwa yang terjadi dalam kehidupan. Mungkin banyak hal yang kita pandang benar belum tentu baik, hal ini dikarenakan banyak peristiwa dimenangkan oleh sebagian pendapat orang terkenal dan berpengaruh. Kontroversi ini terjadi bila kita dihadapkan kepada beberapa pilihan yang sulit dan membuat kita berhenti di tempat.

Ketika saya melihat dan merenungkan setiap kutipan yang ada saya merasa sebagian hidup saya dipengaruhi oleh pendapat orang lain, hal ini menghentikan kebebasan berpikir dan bertindak saya. Saya merasa lebih nyaman melakukan kehendak orang lain ketimbang melakukan kehendak saya sendiri, ini dikarenakan kita telah terhubung dengan budaya dan adat istiadat Indonesia yang memiliki ikatan kuat atas hati nurani kita sejak lahir.

Pandangan orang lain dapat kita anggap benar bila cocok dengan hati nurani kita, begitu juga dengan kehendak kita terhadap orang lain. Hubungan timbal balik ini juga sangat mempengaruhi pola berpikir kita. Ada saat dimana kita merasa berhutang budi terhadap seseorang karena telah menolong kita, ini dikarenakan tindakan orang tersebut cocok dengan hati kita yang sedang membutuhkan pertolongan. Hal inilah yang dimanfaatkan banyak orang untuk memperoleh keuntugan. Hanya bermodal ide, pandangan dan gagasan dapat membuat seseorang dianggap bijaksana. Peristiwa ini menarik bila kita tinjau dengan kehidupan nyata orang tersebut. Banyak orang dapat berkata benar namun belum tentu dapat melakukannya.

Artis dapat berpenampilan menarik karena make up, begitu juga dengan seseorang yang memiliki pandangan hebat karena "Topeng". Seorang artis politik menutup wajah aslinya dengan Topeng kebijaksanaan sesaat. Peran panggung politik yang tidak menentu mengguncangkan hati para penonton yang sudah bosan dengan kebohongan publik. Kebutaan atas harta dan kekuasaan dapat memudarkan hati nurani, oleh sebab itu setiap ucapan sebaiknya diiringi dengan tindakan nyata.

"Indonesia tidak kekurangan orang pintar namun kekurangan orang jujur", kutipan yang sering saya dengar dari beberapa media sosial ini menggambarkan hati masyarakat Indonesia yang memimpikan figur pemimpin yang benar-benar peduli pada rakyatnya. "Disaat terdengar tangisan seorang minor dipelosok negeri mereka (Pemerintah) bukan mencari solusi namun sibuk mencari koalisi" kutipan ini dilontarkan oleh seorang kemedian yang menjadi penyambung lidah rakyat yang sedang prihatin atas negeri ini. Seseorang dapat dipandang hebat bukan karena perkataannya namun karena tindakannya, yang menjadi penolong bagi banyak orang dan dapat berguna bagi bangsanya.

Untuk anak negeri penerus bangsa Indonesia hal ini menjadi PR besar kedepan. Kemana kita membawa bangsa ini itu ditentukan dari apa yang kita bangun saat ini. Ini bukan soal hasil namun soal proses yang harus kita jalani, menjadi pemimpin yang hebat dan tahu arah yang kemana bangsa ini berlayar. Jangan tertipu dengan omongan manis namun berakhir tragis dan jangan juga tergoda dengan penampilan menarik namun berperilaku miris.
Semoga tulisan sederhana ini dapat memberi manfaat bagi kita yang peduli akan negeri ini :-)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diharapkan untuk meninggalkan komentar yang mendidik dan membangun, berbobot sesuai dengan artikel yang dibaca